Cara Hidup Penuh Syukur dan Bermakna

“Hidupku sangat bermakna, begitu pula hidupmu.”

Mengapa sering kali kita menganggap hidup ini membosankan? Mengapa hidup hanya begini-begini saja? Kita ingin sesuatu yang berbeda setiap hari. Kita merasa kurang, bahkan merasa tidak memiliki apa pun. Kita ingin mencapai atau mendapatkan yang lebih.

Jika ada setitik rasa bersyukur, mata dan hati kita akan terbuka. Mari kita lihat sejenak ke dalam diri kita! Bersyukurlah atas darah yang mengalir, jantung yang berdetak, dan napas yang masih berembus; bersyukurlah atas semua yang kita miliki di dalam jiwa dan raga kita; bersyukurlah karena kita masih bisa membuka mata pada pagi hari dan bergerak melakukan aktivitas; bersyukurlah saat kita masih bisa berjumpa dengan keluarga yang kita sayangi; bersyukurlah ketika kita masih memiliki kesempatan untuk berbuat kebaikan kepada orang-orang di sekitar kita; bersyukurlah karena kita masih bisa memasak atau makan kenyang setiap hari; serta bersyukurlah atas banyak hal yang kita dapatkan di setiap detik hidup kita.

Semua itu nikmat. Nikmat yang seperti itu apakah masih kita pertanyakan? Apakah masih kita ragukan? Janganlah kita membuat jurang pemisah antara kita dan diri kita!

Kesedihan, kehilangan, kecemasan, ketakutan, dan kesakitan menjadi alasan yang memicu kita untuk terus berjuang mempertahankan hidup dan mengusahakan napas setiap menit dan detik. Pada saat itu mungkin yang kita ingat hanyalah bernapas dan bernapas, bukan lagi seberapa banyak harta benda yang dimiliki. Kita mungkin tersadar sejenak bahwa terlalu sering mata kita melihat keluar, mempedulikan apa yang ada di luar, serta mengomentari apa yang kita lihat dan dengar. Namun kala itu terjadi, kita belajar untuk lebih peduli pada diri kita. Ternyata diri kita merupakan sistem yang sangat unik. Tanpa kita perintah, seluruh organ tubuh sudah melakukan pekerjaannya dengan sangat sempurna dan nyata. Inilah kebesaran dan keagungan Tao yang memfasilitasi dan memodali kita dengan sempurna. Namun, kadang kala kita terlena dengan nikmat tersebut kemudian menyepelekan, bahkan tidak menghiraukan dan tidak merawatnya.

Orang yang sedang bermusuhan mungkin berpikir untuk apa susah-susah memperjuangkan ego, toh lebih susah lagi memperjuangkan napas yang tersendat-sendat. Untuk apa bermusuhan, bila pada akhirnya akan kehilangan satu sama lain. Akan jauh lebih indah bila kita semua bersatu dan berjuang bersama, mengesampingkan semua perselisihan, serta menghargai hidup ini untuk menyongsong hari esok yang lebih indah.

Setidaknya kita bisa mengambil hikmah dari situasi saat ini. Sisihkan waktu untuk melihat ke dalam diri kita, syukuri apa yang kita miliki, jangan selalu melihat keluar, serta buatlah diri kita selalu bahagia dan sehat karena kesehatan adalah yang utama! Mungkin ini terlalu klasik bagi kita, tetapi tanpa kita sadari ini penting.

Leave a Reply

Your email address will not be published.