Ajari Anak Memakai Uang dengan Baik

Ada dua orang, sebut saja A dan B. Mereka sama-sama berasal dari keluarga yang cukup mampu. A memiliki kehidupan keluarga yang harmonis dan karir yang cukup sukses, sedangkan B mempunyai keluarga yang tidak harmonis, memiliki hutang, dan selalu ribut tentang uang dengan pasangannya. 

Sejak kecil B dibiasakan oleh orang tuanya untuk membelanjakan uang tanpa berpikir matang. Asalkan harga barang itu tidak mahal, ia akan membelinya.  Ia bahkan sering membeli barang yang mirip dengan barang yang sudah dimilikinya. Ia mudah tergiur dengan barang yang murah dan tidak pernah berpikir untuk menabung. Menurutnya, tidak ada gunanya menabung kalau hanya sedikit-sedikit dan lebih baik menabung sekaligus dalam jumlah besar. Ia tidak berpikir bahwa dengan terbiasa menabung, ia akan menjadi lebih bijak dalam menggunakan uang dan tidak mudah tergiur untuk membeli barang-barang yang tidak memiliki kegunaan untuk dirinya. Kebiasaan tidak berpikir panjang dalam menggunakan uang itu terbawa terus sampai dewasa hingga akhirnya menyebabkan keluarganya tidak harmonis dan memiliki banyak hutang. 

Berbeda dengan B, A sejak kecil sudah dididik untuk sangat berhati-hati dalam menggunakan uang. Orang tua A selalu menanamkan pola pikir yang bijak kepada anak-anaknya dalam menggunakan uang.  A sudah terbiasa dididik  untuk tidak membeli barang hanya karena harganya murah, tetapi membeli sesuai kebutuhan. A mempunyai prinsip kalau ia tidak terlalu membutuhkan barang tersebut, ia tidak akan membeli. Kebiasaan bijak dalam menggunakan uang terus terbawa sampai A dewasa dan berkeluarga.

Cerita ini sangat sederhana, tetapi mempunyai makna yang bagus. Sebagai orang tua, kita harus membiasakan anak belajar menggunakan uang dengan bijak. Anak dibiasakan membeli barang yang memang ia butuhkan dan tidak perlu merasa iri jika temannya memiliki barang yang lebih bagus. Selain itu, anak juga harus dibiasakan untuk menabung, berbuat amal, dan ikut kegiatan sosial jika ada kesempatan.  

Uang sering kali membuat seseorang menjadi pribadi yang berbeda. Ada kalanya uang membawa pengaruh negatif karena membuat orang berfoya-foya, lupa diri, sombong, atau melakukan hal-hal di luar nalar demi uang. Banyak keluarga yang frustasi dan merasa tidak bahagia karena masalah keuangan. Apalagi ketika penghasilan menurun, sementara kebutuhan hidup terus berjalan, kita harus lebih berhati-hati dan disiplin dalam mengatur keuangan. Sebaiknya anak sejak dini diajari mengatur uang dengan bijak. Menggunakan uang dengan bijak tidak sama dengan kikir. Bijak di sini juga bukan berarti membeli barang yang termurah, tetapi memperhatikan kegunaan barang sebelum melakukan pembelian. 

Setiap umat manusia dalam menjalani kehidupan tentu menginginkan suatu kemajuan.  Untuk mendapatkan kemajuan, diperlukan perubahan-perubahan dalam pola berpikir dan bertindak ke arah yang lebih baik dalam kehidupan sehari-hari.

Leave a Reply

Your email address will not be published.