Mendengar dan Belajar

Pada suatu hari seekor burung kecil yang gemar berkicau hinggap di ranting pohon di tepi jalan dan berkicau sepanjang hari. Tak jauh dari sana, seekor burung hantu bertengger di ranting lain sambil mengamati burung yang berkicau itu dan keadaan di sekelilingnya. Pada pagi hari ia melihat seorang anak yang berinisiatif untuk membawakan barang ibunya. Pada siang hari ia melihat seorang pemuda yang membantu menyeberangkan seorang kakek ke seberang jalan raya. Pada sore hari ia melihat sepasang kekasih yang bertengkar hebat dan saling berteriak. Hingga malam tiba, banyak sekali kejadian yang diamati dan dipelajari oleh burung hantu itu, sementara si burung kecil terus berkicau tanpa memperoleh pembelajaran apa pun.

Begitu juga halnya dalam hidup kita. Semakin banyak kita berbicara, semakin sedikit yang kita dengar dan lihat. Dalam hal ini kita tidak hanya mendengar dan melihat secara pasif, tetapi juga mencerna apa yang kita dengar dan lihat. Ada beberapa tahap penting dalam proses ini agar informasi yang kita terima menjadi pengetahuan yang berguna.

Tahap pertama adalah seleksi atau penyaringan. Tidak semua informasi atau kejadian yang kita dengar atau lihat itu benar adanya dan memberikan dampak positif bagi kita. Oleh karena itu, proses seleksi sangatlah penting. Setelah itu, kita harus memahami dan mengevaluasi informasi-informasi ini; mempelajari, mencerna, dan menyerap  nilai moral atau pelajaran yang bisa dipetik dari sana. Tahap yang terakhir adalah mengingat. Otak kita didesain untuk secara otomatis melupakan informasi-informasi yang tidak lagi dianggap penting oleh otak kita. Oleh karena itu, kita harus secara sadar dan aktif berusaha mengingat apa yang telah kita pelajari. Jika tidak, semuanya pasti akan dilupakan begitu saja tanpa kita sadari.

Proses ini tentu saja tidak dapat kita lakukan apabila kita sibuk berbicara sepanjang hari. Sebuah pepatah mengatakan, “Mulutmu harimaumu.” Satu kata saja yang salah terucap terkadang dapat menyakiti orang lain dan berakibat fatal karena apa yang sudah diucapkan tidak dapat ditarik kembali.

Sebagai umat Tao, penting sekali untuk mempraktikkan apa yang telah kita pelajari demi kebaikan dan menolong sesama. Apa gunanya kita cerdas dan pandai berteori jika kita tidak bisa bermanfaat bagi sesama manusia? Sisihkanlah waktu untuk aktif mendengarkan dan belajar! Kurangi berbicara yang tidak perlu serta jagalah selalu perilaku dan ucapan kita!

Leave a Reply

Your email address will not be published.