Seseorang yang “tidak senang” melihat orang lain bahagia, dan “bahagia” melihat orang lain susah ,maka orang tersebut memiliki sifat yang picik. Seseorang yang berkarakter baik, dia tidak akan senang atau benci di saat melihat orang lain gagal atau berhasil. Iri, dengki, suka meremehkan, egois, angkuh, sombong (karakter picik) adalah sifat-sifat batin yang harus dihindari dalam kehidupan manusia, karena sifat demikian hanyalah akan merugikan diri sendiri.
Dapatkah karakter picik yang ada pada manusia dirubah? Jawabannya, “Tentu saja Bisa” walau banyak yang mengatakan karakter atau watak itu sudah dari sananya dan sudah tidak bisa dirubah. Hal yang membentuk karakter seseorang itu adalah tingkah laku yang berulang atau kebiasaan orang tersebut. Tingkah laku dan kebiasaan dipengaruhi dari pola pikir. Pola pikir yang baik atau tidak sangat tergantung dari batin atau “hati”, ajaran – ajaran yang diterima, serta lingkungan sekitarnya.
Seperti sebuah kisah di mana ada seorang anak muda yang berkarakter jelek. Ia diramal sejak lahir tidak bisa mendapatkan keberhasilan hingga hari tua, rumah tangganya berantakan, dan masa mudanya banyak halangan yang dialami. Awalnya, anak muda tersebut tidak percaya, tetapi setelah lewat beberapa tahun, semua ramalan tersebut benar adanya.
Batin anak muda tersebut tidak baik, sehingga pola pikirnya pun negatif. Lalu, dia pergi ke suatu tempat untuk bermeditasi menenangkan batin dan bertemu dengan seorang guru. Sang guru pun bertanya setelah melihat anak muda ini bermeditasi cukup lama, “Nampaknya pikiranmu sedang bimbang dan ada bibit putus asa.” Lalu, anak muda tersebut menjawab, “Bagaimana saya tidak putus asa dan bimbang? Saya sudah diramal dari lahir sampai sekarang semuanya tepat dan masa akan datang saja saya sudah tahu bagaimana kehidupan saya. Bagaimana saya masih ada gairah dalam kehidupan ini?”
Sang guru pun tertawa keras dan berkata, “Anak muda, kehidupan itu bisa dirubah. Bagaimana merubahnya tergantung dari batin Anda. Jika Anda memiliki hati yang baik dan positif, maka pola pikir Anda positif, sehingga itu semua akan merubah karakter Anda menjadi baik. Dengan sikap tingkah laku dan kebiasaanmu yang baik, maka dapat memberi manfaat bagi banyak orang. Dengan demikian, saat Anda mencapai hal tersebut, maka kehidupan Anda akan berubah menjadi baik. Jadi, hindarilah karakter picik dan pupuklah karakter yang baik.”
Setelah mendapat ajaran dari sang Guru, anak muda tersebut mulai merubah nuansa batinnya, terus berusaha mengikis karakter picik, sehingga memengaruhi pola pikirnya menjadi positif. Banyak kebiasaannya yang bermanfaat bagi orang banyak, selalu memikirkan orang lain, sikap berbuat amalnya besar. Hingga pada akhirnya dengan karakternya yang baik, dia dapat menikmati hari tuanya dengan bahagia, dan rumah tangganya harmonis.
Nasib kehidupan memang tidak dapat mengikat seseorang yang banyak berbuat “kebaikan” atau “kejahatan”. Kikislah nuansa batin yang negatif atau jelek, rubahlah menjadi positif, maka karakter akan ikut berubah menjadi positif, sehingga kehidupan akan berubah baik.
Leave a Reply